logo
overlay
Berita Vmeet Pro

Membaca Trend Komunikasi Digital di Masa Mendatang

Workplace of three colleagues working together

Kita hidup di era komunikasi digital saat ini. Sulit dipungkiri bahwa masyarakat dunia semakin tergantung pada perangkat-perangkat komunikasi berbasis digital. Smartphone bukan hanya sekedar alat komunikasi untuk berbicara dan mengirimkan pesan, namun telah menjadi bagian dari gaya hidup/lifestyle, mengingat fungsinya sudah masuk ke berbagai sektor kehidupan, seperti entertainment, education, hingga social network. Tidak ada yang membantah bahwa selain sandang pangan dan papan, kebutuhan pulsa sudah menjadi bagian dari keseharian masyarakat Indonesia. Bahkan mengalahkan kebutuhan rokok di masyarakat tingkat tertentu.

Dalam pengertian aktivitas sehari2, life akan terintegrasi dengan mobile. Artinya, Hidup akan semakin mobile dan mobile akan banyak semakin berperan dalam memudahkan hidup (simplifying life). Berbagai macam fungsi bisnis dan sosial telah masuk ke dalam aplikasi mobile, sehingga pertemuan untuk koordinasi, kolaborasi, dan pemantauan sudah mulai banyak tergantikan oleh aplikasi mobile. Efektivitas dan efisiensi menjadi kunci dan banyak kegiatan yang mulai difasilitasi oleh perangkat-perangkat komputasi berbasis mobile, seperti notebook, tablet, dan smartphone. Bahkan, kita pun bisa memiliki kantor di luar negeri dan mengoperasikannya dari rumah kita. Tantangan globalisasi dan kemajuan teknologi informasi & komunikasi membuat persaingan semakin tinggi dan kecepatan melakukan komunikasi serta memperoleh informasi akurat akan menjadi kunci keberhasilan di abad 21 ini.

Komunikasi digital saat ini masih banyak terwakili oleh fungsi komunikasi suara dan aplikasi komunikasi berbasis messaging dan social networking. Dalam beberapa hal, model komunikasi tersebut perlu disempurnakan untuk mempercepat proses penyampaian informasi. Unified communication (UC) adalah suatu model komunikasi audio visual, seperti halnya video conference, namun dilengkapi dengan sharing data, document, dan aplikasi, dengan sejumah pihak sekaligus secara bersamaan. Sejumlah vendor telah mengembangkan model komunikasi UC tsb seperti Cisco, Avaya, Microsoft, Softfoundry (Vmeet-Pro), Polycom, Vidyo, Webex, dll. Masing2 memiliki keunikan tersendiri, namun mereka memiliki kesamaan dalam hal menyajikan video conference multi site dan presentation sharing untuk mendukung proses transfer pengetahuan (elearning), koordinasi, dan kolaborasi.

UC-2

Vmeet-Pro (Softfoundry) mempunyai kelebihan dalam hal bandwidth koneksi internet yg rendah dan kapasitas conference jumlah besar (hingga 500 orang secara bersamaan). Webex memiliki kemampuan menghadirkan platform elearning dalam format web. Cisco dan Polycom memiliki kualitas gambar yang prima, sementara Microsoft Lync mempunyai kapasitas integrasi dengan microsoft office yang efektif dalam mendukung diskusi dengan platform dokumen microsoft.

Unified communication akan menjadi trend komunikasi dalam bisnis, baik internal maupun external, di masa mendatang. Penyampaian komunikasi via video conference, berbasis mobile, dengan fasilitas sharing dokumen dan aplikasi akan menjadi kebutuhan bagi perusahaan, instansi pemerintah, bisnis MLM, UKM, hingga komunitas sosial di Indonesia. Melakukan rapat dan diskusi serta berbagi ilmu (elearning) bisa dilakukan melalui tatap muka jarak jauh tanpa perbedaan yang signifikan. Hemat waktu, biaya, tenaga, dan cepat dalam melakukan follow up selanjutnya. Sebuah perusahaan multinasional dapat melakukan “kunjungan virtual” ke >100 cabang mereka secara rutin melalui rapat berbasis UC secara berkala setiap bulannya.

Apakah video conference sama dengan UC? Selama aplikasi video conference tersebut menyajikan kemudahan dalam hal penggunaan perangkat yang umum, sanggup melakukan presentation/app sharing dengan mudah, serta bisa digunakan secara mobile, maka aplikasi video conference tersebut sudah melakukan fungsi Unified Communication (UC). Satu lagi, UC akan lebih efektif dan efisien bilamana ditunjang dengan penggunaan bandwidth koneksi internet yang relatif rendah dan bisa dijangkau hingga pelosok nusantara dengan menggunakan koneksi internet publik. Dalam hal ini, bandwidth koneksi internet rendah akan menjadi kunci bagi keberhasilan penerapan UC di seluruh Indonesia.

Gunawan Zuardi, Swiss German University lecturer, May 2016

Hubungi kami untuk mendapatkan harga terbaik